Selasa, 07 Desember 2010

"BOM" TABUNG

Tak berlebihan, kalau sejumlah pihak menyebut tabung elpiji ukuran tiga kilogram (3 kg) sebagai "bom" waktu yang kapan saja bisa meledak. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh saja sudah meminta semua kalangan harus mewaspadai terjadinya peningkatan ledakan tabung gas tahun ini.
Penyebabnya, usia selang dan regulator yang dibagikan gratis oleh pemerintah satu paket dengan tabung elpiji plus kompor gas, sudah uzur alias melewati usia pakai yang sejatinya hanya satu tahun doang. Karena itu, Darwin mewanti-wanti masyarakat pengguna tabung elpiji 3 kg yang mendapat produk ini berikut aksesorinya sepanjang tahun 2007 hingga 2008 lalu.
Rentetan ledakan tabung berkelir hijau terang tersebut yang terjadi belakangan ini kebanyakan berada di Jakarta dan Jawa Barat. Nah, kedua wilayah ini merupakan penerima paket tabung elpiji program konversi minyak tanah ke gas pada 2007 dan 2008.
Tapi sebetulnya, pengguna tabung elpiji 3 kg di Sumatera Selatan, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali juga wajib waspada. Mereka juga mendapatkan paket tabung elpiji cuma-cuma tersebut pada 2007 dan 2008.
"Bom" waktu berupa tabung elpiji 3 kg yang siap meledak cukup banyak, lantaran ada 19,01 juta paket yang dibagikan pemerintah melalui PT Pertamina dalam kurun waktu tersebut. Rinciannya, 18,19 juta paket untuk rumah tangga dan 817.797 paket buat usaha mikro.
Cuma anehnya, kenapa pemerintah baru kebakaran jenggot tahun ini menyusul ledakan tabung elpiji 3 kg yang makin marak. Padahal, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat mencatat, kasus ledakan tabung yang populer dengan sebutan tabung melon ini dari tahun ke tahun terus meningkat.
Tahun lalu, terjadi 55 kasus ledakan tabung elpiji yang mengakibatkan enam orang tewas dan 81 orang luka-luka. Angka ini lebih besar ketimbang tahun sebelumnya yang hanya 40 kasus ledakan yang menyebabkan lima nyawa melayang dan 40 orang luka-luka.
Tampaknya, pemerintah menunggu nyawa melayang gara-gara ledakan tabung elpiji banyak dulu baru bertindak. Tapi, terlepas dari itu semua, pemerintah harus menggelar sosialisasi besar-besaran kepada masyarakat, kalau perlu mendatangi satu per satu pengguna tabung elpiji 3 kg, untuk segera mengganti selang dan regulator mereka. Maklum, "bom" waktu yang berpotensi meledak ada 19,01 juta unit.

(S.S. Kurniawan, Tajuk Harian KONTAN, 29 Juli 2010)

Tidak ada komentar: