Kamis, 09 Desember 2010

BBM

Kalau tidak ada aral melintang, Senin (6/12) pekan depan, pemerintah dan DPR akan memutuskan mekanisme distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi secara tertutup. Pemerintah sudah mengajukan opsi: melarang keras mobil pribadi produksi di atas tahun 2005 menenggak premium.
Rencananya, kebijakan yang bertujuan agar subsidi BBM lebih tepat sasaran ini bakal bergulir mulai 1 Januari 2011 nanti. Ya, maklum saja, selama ini, tanpa tahu malu, para pemilik mobil mewah yang berkantong tebal masih mengisi premium yang disubsidi pemerintah.
Sejauh ini, suara DPR terpecah. Sejumlah fraksi di Senayan mendukung opsi yang disodorkan pemerintah. Sebagian lainnya, lebih memilih larangan meminum BBM bersubsidi berlaku untuk semua kendaraan bermotor pelat hitam kecuali sepeda motor.
Pilihan melarang semua mobil pelat hitam mengisi premium memang lebih tepat. Dengan begitu, pengawasannya akan lebih mudah. Petugas stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) juga tidak perlu repot-repot memelototi setiap mobil pribadi yang ingin mengisi bensin. Tetapi, mereka cukup melihat pelat mobilnya saja.
Jadi, pompa bensin tinggal menyediakan dispenser BBM bersubsidi khusus sepeda motor dan kendaraan bermotor pelat kuning saja. Tapi, harus ditulis besar-besar: Khusus Motor dan Pelat Kuning.
Sebagai efek jera, mobil pelat hitam yang nekad mengisi premium harus dikasih sanksi tegas. Kalau perlu sanksinya hukuman penjara. Begitu juga, SPBU yang tetap melayani pengisian BBM bersubsidi untuk mobil pelat hitam.
Tapi, pembatasan BBM bersubsidi juga harus serentak di semua daerah, supaya tidak menyulut kekacauan. Jangan sampai berlaku di wilayah tertentu dulu. Jakarta, misalnya. Kalau ini yang terjadi, pemilik mobil pelat hitam akan menyerbu SPBU di pinggiran Ibukota.
Untuk itu, pelaksanaan kebijakan ini tidak usah terburu-buru, tapi juga tak terlalu lama. Pemerintah harus menyiapkan semua infrastruktur pendukung untuk memuluskan program pembatasan BBM bersubsidi tahun depan.
Nah, lantaran Badan Pusat Statistik (BPS) sudah mewanti-wanti, pembatasan BBM bersubsidi akan memecut inflasi tahun depan berlari lebih kencang ketimbang tahun ini, sebagian anggaran subsidi BBM yang dihemat harus diarahkan untuk program-program yang bisa mempertahankan daya beli masyarakat lapisan bawah.

(S.S. Kurniawan, Tajuk Harian KONTAN, 3 Desember 2010)

Tidak ada komentar: