Jumat, 22 Agustus 2008

SATU DASAWARSA

Besok, tepat 10 tahun saya menjejakkan kaki untuk yang pertama kalinya di puncak Gunung Gede yang memiliki tinggi 2.958 meter. Keberhasilan itu yang kemudian memecut saya untuk mendaki gunung-gunung lainnya.
Ya, Gede memang menjadi titik awal. Bukan tanpa alasan saya memilih gunung yang terletak di Jawa Barat tersebut sebagai pendakian perdana. Ini berawal dari rasa tidak percaya diri saya melakoni kegiatan hiking: takut tidak kuat.
Maklum saja, mendaki gunung itu kan pekerjaan yang berat. Mesti melewati medan yang menanjak sambil menggendong ransel segede gaban yang pastinya berat banget. Jarak yang ditempuh minimal belasan kilometer. Siapa yang tahan?
Nah, kebetulan adik saya tercinta yang waktu itu masih duduk di bangku STM menjadi volunteer Gede Pangrango Operation (GPO), yang bertugas di jalur pendakian Gunung Putri, Cipanas. Jadilah, saya memulai pendakian perdana pada 23 Agustus 1998 lalu.
Toh, kalau tidak kuat sehingga tak bisa mencapai puncak, no problem. Adik saya pasti mengerti sehingga tidak perlu melanjutkan perjalanan hingga puncak. Beda kalau dengan teman, wah, bisa bikin mereka kecewa berat.
Pendakian ke Gede itu bisa dibilang pendakian keluarga. Soalnya, selain saya dan adik, ada kakak, calon kakak ipar, dua sepupu dan dua paman. Total jenderal, ada delapan orang. Dan, hanya dua orang yang pernah mendaki gunung: adik dan salah satu sepupu saya.
Menjelang sore kami mulai pendakian melewati jalur Cibodas. Awalnya, berat banget. Sampai ngos-ngosan dibuatnya. Tapi, pendakian berjalan lancar hingga kami sampai di Kandang Badak--titik yang membelah jalur ke Puncak Gede dan Pangrango--mendekati tengah malam. Dan, menginjakkan kaki di puncak Gede menjelang subuh.
Nggak menyangka, saya bisa menjejakkan kaki di puncak Gede dalam semalam. Sukses ini yang lantas mendorong saya untuk mendaki Gunung Merbabu beberapa bulan kemudian. Bahkan, selang waktu yang lama saya mendaki Gunung Sumbing dan Lawu.
Dan, menyusul gunung-gunung lainnya, termasuk Gunung Semeru yang merupakan atap tertinggi di Pulau Jawa, dan Gunung Agung, yang adalah tanah paling tinggi di Pulau Bali. Semuanya ada 10 gunung, meski tidak seluruhnya sampai di puncak, seperti Sindoro dan Salak.


malam di kebayoran lama