Senin, 20 Juli 2009

ALAM GUNUNGKIDUL











Hampir sepekan di Gunungkidul, mulai akhir bulan lalu hingga awal bulan ini, bersama keluarga betul-betul mengobati kerinduan akan alam. Menjelajah hampir setiap sudut kabupaten yang terletak di selatan Yogyakarta ini.
Pertama-tama menyambangi daerah paling subur di Gunungkidul yang terletak di Gelaran, Karangmojo. Tanaman padi tumbuh subur sepanjang tahun di daerah ini lantaran memiliki sungai bawah tanah yang airnya tidak pernah habis. Selain bertani, sebagian warga Gelaran juga melakukan budidaya air tawar.
Tak jauh dari sungai bawah tanah terdapat bukit, yang dulu menjadi tempat istirahat Panglima Besar Jenderal Sudirman sewaktu melakukan perang gerilya melawan Belanda.
Berikutnya, mendaki Bukit Benggol yang menyembul di daerah Karanganom, Karangmojo. Hanya butuh 10 menit untuk sampai ke puncak bukit. Dari puncak, kita bisa melihat jelas perbukitan hijau yang terletak di utara Gunungkidul, yang sekaligus menjadi batas alam dengan kabupaten lainnya di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kalau cuaca sedang cerah, Gunung Merapi juga tampak jelas dengan asap putih yang membumbung tinggi.
Setelah itu, ziarah ke Goa Maria Tritis. Goa yang berada di Giring, Paliyan pertama dikenal umat Katolik sekitar tahun 1974 lewat Romo Hardjo Sudarmo SJ. Dulu Goa yang bernama Tritis Singkil ini terkenal sebagai tempat yang angker. Di sana ada jalan salib yang rutenya mengitari dua bukit.
Perjalanan selanjutnya ke Pantai Baron yang terletak di Kemadang, Tanjungsari. Tempat wisata ini paling populer dibanding pantai lainnya yang ada di Gunungkidul. Bibir pantai di sisi timur yang diapit dua perbukitan ini juga menjadi pertemuan dengan sungai bawah tanah.
Penjelajahan kemudian berlanjut ke Situs Sokoliman di Sokoliman, Karangmojo. Di sini ditemukan peninggalan prasejarah dari masa Megalitik, antara lain berupa menhir dan peti kubur batu. Tahun 1934 Jl Moens dan Van der Hoop mengadakan penelitian di situs yang oleh warga sekitar disebut Kuburan Budho, dan menemukan bekal kubur yang berbentuk manik-manik, alat-alat besi, fragmen gerabah dan benda-benda perunggu.
Setelah itu, menuju perkebunan kayu putih yang letaknya tak jauh dari Situs Sokoliman. Di tengah perkebunan ini membelah sungai dengan dasar batuan karst atau kapur. Meski kemarau menghantam Gunungkidul, air di sungai ini tidak pernah kering hanya menyusut saja.
T
Mengobati Kerinduan.
T
malam di kebayoran lama