Senin, 05 September 2016

MENAPAKI ARJUNA WELIRANG DENGAN BERLARI


Malam semakin tua di kaki Arjuna, Sabtu (20/8) pekan lalu. Jarum jam hampir menunjuk angka 12. Tapi, keramaian masih menyelimuti lapangan parkir Wisata Agro Wonosari di Lawang, Malang, Jawa Timur.
Tampak 32 pelari dua di antaranya perempuan bersiap di garis start. Begitu bendera start dikibarkan tepat jam 12 malam teng, mereka langsung berlari menembus gelap dan dinginnya malam di perkebunan teh milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII.
Malam itu, Arjuna Welirang Ultra (AWU) Trail Running dimulai. Kejuaraan gabungan lari dan pendakian gunung ini memulai lomba dari kategori 60 Kilometer (60K) yang start jam 12 malam. Lalu, menyusul kategori 30K yang start pukul lima subuh, baru 15K yang start jam setengah tujuh pagi.
Lomba trail running di Gunung Arjuna ini merupakan penyelenggaran yang pertama. Yang punya gawe: Malang Trail (Mantra) Runners, komunitas pelari trail, dengan menggandeng sejumlah pihak seperti Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Malang.
Meski pagelaran perdana, AWU berhasil menyedot cukup banyak peserta. "Total ada 155 pelari yang ikut," kata Nasihul Abidin, Race Director AWU.
Bukan cuma dari Malang dan sekitarnya, peserta AWU ada yang datang dari luar Jawa Timur, seperti Jakarta, Semarang, dan Denpasar. Bahkan, sejumlah warga asing yang bekerja di Indonesia alias ekspatriat ikut serta. Misalnya, dari Singapura, Malaysia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Pesertanya pun dari beragam usia, mulai 10 tahun hingga di atas 50 tahun. Dan, Romeo yang baru duduk di bangku kelas empat sekolah dasar (SD) jadi peserta termuda. "Saya sudah beberapa kali ikut lomba trail running," ujar Romeo yang juga atlet sepatu roda Jawa Timur.
Gunung cadas
Arjuna jadi pilihan lokasi lomba lantaran gunung setinggi 3.339 meter di atas permukaan laut (dpl) ini lebih menunjukkan karakter Malang ketimbang Gunung Semeru. Untuk trail running, Arjuna juga lebih menantang dan pemandangannya bagus. "Gunung yang cadas," sebut Abidin.
Penyelenggaraan AWU, Abidin menambahkan, juga untuk membumikan trail running. Sekaligus, mempromosikan pariwisata Malang khususnya di kawasan Gunung Arjuna. 
Untuk kategori 60K, rutenya melewati Puncak Arjuna dan Welirang. Sedang yang 30K hanya melalui Puncak Arjuna dan 15K cuma sampai Bukit Lincing dengan ketinggian 1.523 dpl.
Dan, Abdin menegaskan, sangat kecil kemungkinan peserta berbuat curang. Sebab, penyelenggara membuat rute lomba dengan medan atau jalur yang cukup steril dari kendaraan bermotor.
Tambah lagi, tak semua pos pengambilan gelang alias check point terutama untuk kategori 60K diungkap ke peserta. "Pengalaman beberapa race serupa sebelumnya, banyak pelari yang cheat dengan naik ojek," kata Abidin.
Elius Palunsu, peserta AWU kategori 30K, mengungkapkan, medan lomba memang benar-benar menantang. “Jalur menanjak terus dan terjal sampai Puncak Arjuna,” kata anggota TNI yang bertugas di Yonarhanudri 2/2 Kostrad Alap-Alap, Malang, sekaligus juara I kategori 30K, ini.
­­Yang menarik, Arjuna yang terkenal sebagai salah satu gunung paling angker di Indonesia ternyata juga jadi perhatian sejumlah peserta AWU. Maklum, untuk kategori 60K, peserta mesti memulai lomba di malam hari.
Menurut Abidin, rute lomba memang melewati dua situs yang dikeramatkan warga sekitar: Putuk Lesung dan Ontobugo. Dua lokasi ini sering menjadi tempat semedi. “Yang penting jangan berbuat aneh-aneh di kedua situs ini,” ucap dia.
Power walk
Tak mau ketinggalan, KONTAN pun menjajal kategori 15K. Selepas garis start, medan lomba belum terlalu berat.
Hingga dua kilometer pertama, jalurnya kombinasi datar, menanjak, dan menurun berupa aspal rusak dan tanah bebatuan. Alhasil, pelari masih bisa berlari di sepanjang rute ini.
Setelah itu, jalur lomba menanjak melalui jalan tanah setapak yang sempit dan jalan tanah bebatuan yang lebar di tengah-tengah kebun teh. Medan ini hingga kilometer lima atau Pos I Alang-Alang jalur pendakian Gunung Arjuna.
Dengan medan yang menanjak, Ivan Citra Wijaya, Steering Committee AWU, bilang, pelari enggak mungkin lagi untuk berlari. "Yang bisa mereka lakukan adalah power walk, jalan cepat," ujar dia.
Selepas Pos I, jalur lomba semakin menajak berupa jalan tanah setapak di antara alang-alang. Kondisi medan ini hingga check point di Bukit Lincing, sekitar 200 meter setelah Pos II Lincing. Walhasil, makin menguras tenaga.
Setelah memperoleh gelang sebagai tanda sudah melewati check point di Bukit Lincing, peserta kembali melalui jalur yang sama. Karena rute menurun, peserta bisa berlari untuk mencapai garis finish.
Jawara satu kategori 15K melahap rute ini hanya dalam tempo satu setengah jam. Dan, semua peserta yang sampai garis finish juga mendapat bibit pohon persembahan dari PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan PT Greenfields Indonesia.
Azrie Sofyan Syarief yang baru sekali ikutan lomba trail running mengaku tertarik untuk kembali melakukan olahraga ini. "Pemandangannya enggak monoton seperti lari di jalan raya, dan cakep pastinya," kata peserta AWU kategori 15K asal Jakarta ini.
Ke depan, menurut Abdin, bakal ada Arjuna Welirang Ultra kedua, ketiga, dan seterusnya. "Awu akan jadi agenda rutin setiap tahun," kata Abidin.
Siap menapaki Arjuna Welirang dengan berlari dan mendaki?

http://lifestyle.kontan.co.id/news/menapaki-arjuna-welirang-dengan-berlari

Tidak ada komentar: