Senin, 09 Januari 2012

KECANTIKAN PANTAI PEGUNUNGAN SEWU

Barisan pantai di kawasan Pegunungan Sewu bak surga tersembunyi. Lihat saja keindahan pantai berpasir putih yang membentang dari Gunungkidul hingga Pacitan ini tak kalah cantik, bahkan lebih cakep dari pantai yang ada di Bali sekalipun.

Pasir putih, air laut yang bening tapi berkarang di dasarnya. Itulah ciri utama kebanyakan pantai di sepanjang Pegunungan Sewu yang membentang dari Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga Pacitan di Jawa Timur.
Tapi, bak mutiara yang masih tersembunyi di balik cangkang kerang, keindahan pantai-pantai di kawasan karst dengan 40.000 lebih bukit gamping tersebut kurang kesohor ketimbang Parangtritis di Yogyakarta ataupun Pangandaran di Jawa Barat, yang sama-sama berada di pesisir selatan Jawa.
Padahal, keindahan pantai-pantai di Selatan Pegunungan Sewu tak kalah cantik, bahkan lebih cakep dari pantai-pantai di Pulau Bali sekalipun. Tengok saja Pantai Siung di Gunungkidul. Pantai berpasir putih ini merupakan cekungan laut dengan dua bukit yang mengapitnya di kanan dan kiri.
Pantai Siung persisnya terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus yang berjarak sekitar 35 kilometer (km) arah tenggara Wonosari, ibukota Gunungkidul. Dari Yogyakarta, arahkan kendaraan Anda ke Jalan Wonosari. Ikuti jalan tersebut hingga masuk ke pusat Kota Wonosari dan ketemu Jalan Lingkar Selatan.
Setelah itu, Anda mesti menyusuri Jalan Girisubo hingga Purwodadi. Penunjuk arah di sebelah kanan jalan akan mengantarkan Anda ke Pantai Siung. Akses jalan ke Siung mulus seperti kondisi kebanyakan jalan di wilayah Gunungkidul.
Harga tiket masuk ke pantai yang diambil dari kata asiang biung – berarti orangtua dan anak – ini murah saja, hanya Rp 3.000 per orang. “Konon, yang memberi nama pantai ini adalah Demang Kemadang, pengikut Raja Brawijaya V, yang senang menemukan anak perempuannya ternyata masih hidup dan dipelihara oleh seorang ibu di daerah ini,” ungkap Saido, Wakil Ketua Pemukin, organisasi perkumpulan dusun di Purwodadi yang membantu mengelola Pantai Siung.
Di sepanjang garis pantai, Anda bisa menyaksikan pasir pantai yang putih. Tentu saja, bermain pasir pun akan menyenangkan. Kalau tidak, memanjakan kaki dengan berjalan-jalan di atas pasir sembari menikmati pemandangan pantai tak kalah mengasyikkan.

Main jetski

Tapi, air laut nan bening Pantai Siung tidak kalah menggoda. Pelesiran ke pantai memang tak lengkap kalau tidak menceburkan diri ke laut. Tapi ingat, dasar pantai ini adalah batu karang, jadi Anda mesti berhati-hati ketika bermain air.
Anda juga bisa menikmati keindahan pantai dari sudut yang berbeda. Yakni, dari atas bukit di sisi kiri pantai. Dari puncak bukit ini, saat senja, Anda bisa melihat sang surya kembali ke peraduan dan melukis horizon berkilau jingga di ufuk barat.
Adapun bukit di sebelah kanan Pantai Siung merupakan surga bagi pemanjat tebing alias climber lantaran memiliki kurang lebih 250 jalur pemanjatan, cocok buat pemula hingga yang sudah jago. Di sini pernah digelar kejuaraan panjat tebing tingkat Asia yang diikuti 80 peserta dari 15 negara.
Puas menikmati keindahan dan keeksotisan Pantai Siung yang memukau, Anda bisa lanjut menyaksikan pantai-pantai lainnya nan menawan bak surga yang tersembunyi di daerah Gunungkidul. Ada satu barisan pantai di sebelah Barat Pantai Siung yang tak kalah indah: Pantai Indrayanti, Sundak, Kukup, Krakal, dan Baron.
Untuk masuk ke kawasan pantai tersebut, harga tiketnya cuma Rp 5.000 per orang pas. Jaraknya hanya sekitar 10 menit berkendara dari Siung untuk sampai ke pantai terdekat, yaitu Indrayanti yang letaknya bersebelahan dengan Sundak.
Di Pantai Indrayanti yang kontroversial, karena seorang pengusaha asal Jogja mengklaim sebagai pemiliknya setelah membeli tanah di sekitar pantai dari penduduk setempat, Anda bisa bermain jetski dengan cara menyewa Rp 150.000 per 15 menit. Permainan yang memacu adrenalin ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di daerah istimewa ini.
Pantai yang baru buka tiga tahun lalu ini memang menjadi primadona baru tujuan wisata di Yogyakarta. Pantai Indrayanti – yang namanya diambil dari nama anak pemilik pantai – memang menyuguhkan pemandangan yang luar biasa. Air lautnya bening kebiru-biruan dengan hamparan pasir putih.
Anda bisa menghabiskan malam di pantai ini dan menginap di Indrayanti Resort dengan tarif mulai Rp 350.000 hingga Rp 650.000 per malam. Anda juga bisa makan malam romantis di pinggir Pantai Indrayanti.
Pilihan menginap di hotel di daerah sekitar pantai Gunungkidul cukup banyak. Namun, semua tempat penginapan di wilayah ini kelas melati dengan tarif mulai Rp 50.000 hingga Rp 200.000 per malam.

Seruling samudra

Tentu, perjalanan Anda menikmati keindahan Pantai Selatan di Pegunungan Sewu tak berhenti sampai Gunungkidul saja. Tujuan berikutnya adalah pantai-pantai di Pacitan yang sama cantiknya dan punya keunikan sangat khas, contohnya, Pantai Klayar dan Srau.
Untuk menuju Pacitan, dari tempat Anda bermalam di sekitar pantai Gunungkidul, Anda harus menyusuri jalur selatan yang melewati Pracimantoro di Wonogiri, Jawa Tengah.
Pantai Klayar bisa menjadi tujuan pertama Anda. Setelah berkendara kurang lebih satu setengah jam, Anda akan menjumpai penunjuk arah ke pantai yang berada di Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, ini di sebelah kanan jalan. Dari sini, Anda butuh waktu setengah jam lagi untuk sampai ke Pantai Klayar dengan jalan berkelok-kelok, sempit, dan rusak.
Namun, perjalanan yang cukup melelahkan bakal terbayar begitu sampai di Pantai Klayar dengan harga tiket Rp 3.000 per orang. Keindahan pantai yang diapit dua bukit ini begitu mempesona. Bermain pasir putih yang merupakan butiran gamping dari batu induk yang dihancurkan gelombang Samudra Indonesia merupakan aktivitas yang menyenangkan. Cuma, Anda dilarang keras mandi di laut karena ombak di Pantai Klayar sangat besar.
Pantai Klayar tidak hanya menyuguhkan keelokan pantai semata, tapi juga keindahan lain berupa aneka menara batu di sisi timur pantai. Hantaman ombak Laut Selatanlah yang memahat menara batu itu.
Di pantai ini juga terdapat fenomena alam unik. Sebuah celah di bagian ujung jajaran menara batu yang menjorok ke laut memicu semburan air setinggi dua meter. Fenomena mirip geiser ini terjadi akibat efek pompa oleh gelombang.
Uniknya, semburan air itu diikuti oleh suara melengking. Makanya, masyarakat sekitar menyebut fenomena alam itu dengan sebutan seruling samudra. “Saat ombak sangat gede, suaranya sangat keras,” ungkap Mbah Wakidjan, pemandu wisata Pantai Klayar.
Hanya, Mbah Wakidjan melarang keras pengunjung mendekati seruling samudra. Sebab, ombak besar bisa sewaktu-waktu datang tanpa bisa diperkirakan dan siap menggulung siapa pun yang ada di hadapannya. Akhir April 2011 lalu, empat orang yang masih satu keluarga tewas dilahap ombak saat mencoba melihat dari dekat fenomena alam itu.
Itu sebabnya, posisi paling aman menyaksikan kejadian alam tersebut dari atas bukit di sisi timur Pantai Klayar.
Setelah Pantai Klayar, perjalanan selanjutnya ke Pantai Srau. Jaraknya sekitar 30 menit berkendara dari Pantai Klayar dengan jalan yang berkelok-kelok, naik turun, sempit, dan rusak. Tiket masuk ke pantai di Dusun Srau, Desa Candi, tersebut Rp 3.000 per orang.
Tak cuma keindahan pantai dengan pasir putih dan air laut yang bening, Pantai Srau juga menawarkan pemandangan lain berupa gugusan pulau kecil atawa sea stack yang berbentuk seperti jamur. Pulau ini menjadi tempat persinggahan burung migran dari Australia ke Asia saat pergantian musim.
Pantai Srau terdiri dari tiga bagian yang masing-masing dipisahkan oleh bukit kapur. Di pantai bagian tengah terdapat jembatan alam yang terbuat dari batu gamping buah pahatan ombak Pantai Srau.
Selamat menjelajah pantai selatan Pegunungan Sewu.

(S.S. Kurniawan, Mingguan KONTAN edisi Minggu Ketiga Oktober 2011)

Tidak ada komentar: