Ingar-bingar kampanye partai politik peserta Pemilihan Umum
(Pemilu) 2014 usai sudah. Mulai Ahad (6/4) masuk masa tenang sampai
Selasa (8/4) nanti, tak boleh lagi ada kegiatan kampanye. Hari
berikutnya, Rabu (9/4), adalah hari pencoblosan. Dan, siapa yang bakal
keluar sebagai pemenang berdasarkan hitung cepat alias quick count
sejumlah lembaga survei bisa ketahuan sore harinya. Komisi Pemilihan
Umum (KPU) sendiri baru akan menetapkan hasil penghitungan suara pada 6
Mei-7 Mei.
Cuma, kilas balik ke masa kampanye, semua partai dan para calon
legislatif (caleg) menjual pembangunan infrastruktur sebagai barang
dagangan mereka. Maklum, program ini memang laku dijual. Tak heran,
tidak sedikit caleg yang menjanjikan akan mengaspal jalan kampung A,
misalnya, kalau dia terpilih nanti. Tentu dengan satu syarat, warga di
kampung tersebut mencoblos dia.
Infrastruktur memang punya peran yang sangat strategis. Buat masyarakat,
jalan yang mulus akan mempercepat mobilitas mereka. Begitu juga dengan
kehadiran rel keretaapi ganda alias double track Jakarta-Surabaya yang
bakal beroperasi penuh bulan ini. Jalur yang membentang sepanjang 727
kilometer itu bisa mendongkrak perjalanan sepur.
Dalam Rubrik Dialog Tabloid KONTAN edisi ini, Wakil Menteri Perhubungan
Bambang Susantono mengatakan, jalur ganda Jakarta-Surabaya bisa
meningkatkan kapasitas lintas dari 64 kereta per hari menjadi 200 kereta
sehari. Sementara, frekuensi kereta barang saat ini dari
Jakarta-Surabaya yang baru 16 trip per hari, dengan kapasitas 640
twenty foot equivalent unit (TEU) dapat naik tiga kali lipat jadi 26
trip per hari (1.800 TEU).
Tapi, lebih dari itu, keberadaan jalur ganda kereta Jakarta-Surabaya
bisa mengurangi beban jalan raya di Jalur Pantura. Paling tidak, beban
sebesar 1.160 TEU per hari dari jalan bisa beralih ke kereta, seiring
tambahan perjalanan kereta barang di jalur yang pembangunannya
menghabiskan biaya Rp 10,5 triliun itu.
Tentu, kita berharap, perjalanan
kereta barang bisa terus bertambah sehingga beban Jalur Pantura
betul-betul bisa berkurang secara signifikan.
Alhasil, kerusakan jalan
di jalur paling sibuk di Indonesia ini dapat berkurang.
Kalau begini, anggaran untuk memperbaiki Jalur Pantura yang rusak setiap
tahun bisa menciut. Betapa tidak? Biaya perbaikan jalur ini mencapai Rp
1,2 triliun per tahun. Nah, duit yang bisa dihemat, kan, bisa dipakai
untuk membangun jalan di luar Jawa. Tapi memang, untuk mengurangi beban
Jalur Pantura yang sudah overload, tak hanya bergantung ke jalur ganda
Jakarta-Surabaya. Pemerintah mesti mempercepat megaproyek jalan tol
TransJawa yang macet pembangunannya di beberapa ruas seperti ruas
Brebes-Semarang.
Ya, kegiatan ekonomi negara kita berpusat di Pulau Jawa yang menyumbang
60% produk domestik bruto (PDB). Salah satu jalur yang berandil besar
di Jawa adalah Jalur Pantai Utara (Pantura) yang menyatukan Jakarta dan
Surabaya. Kementerian Koordinator Perekonomian memproyeksikan,
perekonomian di urat nadi Jawa itu tumbuh tiga kali hingga empat kali
lipat sampai 2030. Saat ini nilai perekonomian Pantura Jawa mencapai Rp
1.963 triliun atau seperempat dari ekonomi Indonesia.
Nah, dengan pengalihan logistik dari truk ke kereta, pemakaian bahan
bakar minyak (BBM) bersubsidi juga berkurang. Kementerian Perhubungan
menghitung, penghematan BBM dari perpindahan barang ini mencapai 120.000
kiloliter per tahun. Kalau tiap liter solar pemerintah mensubsidi Rp
3.000, berarti duit negara yang bisa dipangkas untuk anggaran subsidi
BBM sekitar Rp 360 miliar. Uang segede ini bisa buat membangun jalan
beton bertulang kokoh sepanjang 144 kilometer, kira-kira dari Cikampek
ke Palimanan. Sedap.
S.S. Kurniawan, Tajuk Tabloid KONTAN Edisi Minggu Kedua April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar