Jumat, 13 Maret 2009

PURNAMA TANGERANG


Menjelang Rabu (11/3) pagi, purnama yang menggantung di langit barat Tangerang masih bertugas. Maklum, gelap masih menyelimuti kota yang bertetangga dengan Jakarta itu.
Saya sudah terjaga sejak Subuh tadi. Ada pekerjaan rutin: mengantar istri sampai pangkalan bus di daerah Petukangan, Jakarta Selatan, yang akan membawa dia ke kantornya di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
Itu sebabnya, saya masih menyaksikan purnama menyelesaikan tugasnya hari itu. Lebih tepatnya hanya menghiasi langit Tangerang malam itu. Maklum, cahaya yang dibagi tidak banyak berarti lantaran kota tempat saya tinggal ini sudah dipenuhi lautan cahaya lampu.
Purnama baru terasa berbeda kalau kita sedang menjalani pendakian gunung di malam hari. Cahayanya betul-betul membantu. Dia bak petromaks raksasa yang menerangi jalur pendakian dan sekitarnya. Penerangan senter tak dibutuhkan lagi.
Saya hanya sekali mendaki ditemani purnama. Itu pun dia sedang tidak sempurna. Tapi, cahayanya yang menyapu Lawu malam itu, membuat gunung yang membelah Jawa Tengah dan Jawa Timur itu seperti saat subuh menjelang pagi. Jalur pendakian dan sekitarnya terlihat agak jelas.
Memandang purnama dari punggung Lawu terasa teduh. Damai.

malam di kebayoran lama

Tidak ada komentar: