Jumat, 17 Oktober 2008

TANTE dan MAHAPATI








Pekan lalu, seorang teman yang dulu sama-sama bekerja sebagai reporter di Tempo News Room (TNR) mengirim surat elektronik lewat milis TNR-16. Isinya, foto-foto nostalgia awak kantor berita milik Kelompok Tempo Media. Beberapa di antaranya foto-foto kegitatan sebagian reporter TNR saat mendaki Gunung Gede pada Mei 2002 lalu.
Dari situlah kemudian lahir TANTE. Singkatan dari Tempo Adventure Team. Sengaja memilih kata tante lantaran genit dan lucu, meski sempat mendapat penolakan dari beberapa rekan. Sejak itu, aktivitas alam lain, seperti arum jeram, hiking dan berkemah, giat kami gelar. Contoh, arum jeram di Sungai Citarik, hiking ke Kawah Ratu, berkemah di kaki Gunung Salak dan Gunung Gede. Lalu, berpetualang ke Badui dan Pulau Onrust.
Lantaran banyak anggota yang keluar dari TNR, sudah dua tahun belakangan kegiatan TANTE ke alam bebas terhenti.
Agak ke belakang, sewaktu kuliah di Jogja, saya dan beberapa teman kost membentuk kelompok pecinta alam MAHAPATI. Kalau yang ini singkatan dari Mahasiswa Patah Hati. Ceritanya, ketika itu saya dan seorang teman kost yang memang punya hobi naik gunung baru saja putus cinta. Supaya tidak sedih berlarut-larut, kami memutuskan mendaki Gunung Merbabu. Kalau nggak salah, sih, di bulan April 2000.
Di sana lah ide Mahapati lahir. Kami pun memakai gambar kepala seorang mahapati kerjaaan yang terinspirasi dari kartun Panji Koming bikinan Dwi Koen yang terbit saban Ahad di Kompas sebagai logo. Kemudian, membikin kaos yang kami pakai perdana ketika mendaki Gunung Agung.
Nasib MAHAPATI sama saja dengan TANTE. Begitu anggotanya lulus kuliah dan semuanya bekerja di luar Jogja, kegiatan MAHAPATI terhenti. Apalagi, anak-anak kost yang baru tidak ada yang punya hobi naik gunung.
Berharap suatu saat saya bisa lagi bernostalgia dengan TANTE dan MAHAPATI menjelajah alam bebas. Tidak sekadar nostalgia dengan melihat foto-foto jadul. Semoga!

malam di kunciran

Tidak ada komentar: